PEKANBARU - Untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan pertahanan, Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin menggelar latihan simulasi pertahanan menghadapi ancaman kelompok separatis bersenjata, Jumat (20/6/25).
Latihan ini melibatkan tiga peleton Pasukan Pertahanan Pangkalan (Hanlan) yang disiagakan penuh untuk melaksanakan patroli, pendeteksian dini, hingga penindakan terhadap setiap potensi ancaman yang mengarah ke area vital Lanud RSN.
Skenario dimulai dari informasi intelijen mengenai adanya pergerakan mencurigakan kelompok separatis bersenjata yang mendekati wilayah pangkalan. Menyikapi laporan tersebut, Kepala Dinas Operasi Lanud RSN Kolonel Pnb Fardinal Umar segera memerintahkan pengamanan maksimal melalui patroli intensif di seluruh akses masuk pangkalan.
Fokus utama latihan adalah menguji kesiapan personel dalam merespon ancaman secara cepat, tepat, dan sesuai prosedur operasi standar. Tiga peleton Hanlan diterjunkan dengan formasi strategis, satu peleton melakukan patroli dan pengintaian di sekitar Skadron Udara untuk menjamin keamanan alutsista, sementara dua peleton lainnya mengamankan markas, gudang senjata, dan bersiaga di titik-titik rawan.
Puncak latihan terjadi saat terjadi kontak tembak antara pasukan Hanlan dan kelompok separatis di sekitar Lapangan Tembak Lanud RSN. Berkat koordinasi yang solid dan respons cepat, pasukan Hanlan berhasil melumpuhkan seluruh anggota kelompok bersenjata. Senjata dan perlengkapan mereka diamankan sebagai bagian dari evaluasi taktis.
Latihan ini sekaligus menguji kesiapan sistem pendukung operasional pangkalan, mulai dari komunikasi, logistik, hingga komando kendali.
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Abdul Haris, menyampaikan apresiasi atas keseriusan seluruh personel yang terlibat.
"Latihan ini adalah bentuk kesiapsiagaan nyata Lanud RSN dalam menjaga keamanan wilayah pangkalan dan aset strategis nasional. Saya bangga kepada seluruh personel yang menunjukkan profesionalisme tinggi dalam menghadapi segala bentuk ancaman,” tegas Danlanud.
Latihan ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi berbagai skenario ancaman terhadap keamanan negara. (MCR).